Terimakasih Allah atas pengalamannya...
Salah memilih
jurusan setelah lepas SMA memang hal pait, mungkin juga aku yg belum bisa
mengenali potensi diri sebenarnya. Terjun langsung ke pendidikan staff yang
jebolannya langsung bekerja di dunia penerbangan yg gajinya ga seberapa dan
jenjang karir yang susah ternyata bukan sama sekali impianku sejak dini.
Beberapa kali merenungi diri dan teringat angan angan kecilku yang masih ku
ingat sampai kini, guru. Ya! Sejak TK ngeliat guru guru yang ramah baik ke
muridnya membuat anak kecil yang bernama elga florentina selalu menyebutkan
satu profesi ”guru” ketika ditanya tentang cita-cita. Kembali ke pengalaman
pahit itu, mungkin memang sudah catatan dari yang diatas, anggap saja
pengalaman hidup, dari kejadian ini banyak yang mulai meragukan harapan angan
dan citaku selanjutnya,timbul perasaan putus asa dan ingin menyerah, namun itu
semua bukanlah didikan dari ayahku yang selalu menanamkan pendidikan agama
sejak kecil. Seorang ayah yang tak menampakan cintanya ,mengumbarnya dalam
wujud yang kita bilang nyata atau sekedar kata kata yang memanjakan
telinga,tapi terkadang sesuatu yang tampak itu bukan karena sesuatu itu tak ada
tapi karena mata hati kita yang tak mampu melihatnya.dan terkadang sesuatu yang
tak tampak itu sebenarnya begitu dalam dan indah,walaupun cinta dan kasih
sayang yang nggak pernah kita denger dari mulut ayah kita... bukan berarti
ketiga rasa itu nggak ada. Kata kata itu nggak pernah terucap karena ayah kita
bukan cowok-cowok yang suka ngegombal. Para ayah itu “laki” kayak iklan extra
joss. Tapi menjadi lelaki sejati itu
nggak cukup hanya dengan minum extra joss.laki sejati itu mengucapkan cinta
kasih sayang nggak Cuma lewat mulut tapi dg perbuatan. Laki sejati itu memimpin karena kasih,memotivasi karena sayang dan melindungi karena cinta
dan ayah kita itu selalu melakukan ketiganya walaupun kita nggak ngerasa. Dan terimakasih juga Ya Allah, engkau telah
mengirimkan 3 lelaki hebat dalam hidupku.
Komentar
Posting Komentar