Happy Eid Mubaraq and Missing my childhood
Wah baru bisa posting lagi nih. Hari ini adalah hari ke 2
lebaran. By the way mungkin Lebaran tahun ini beda dari yang sebelumnya. Kalo
jaman-jaman dulu sewaktu Aku masih kecil dan Eyang ti beserta eyang kung masih
ada,Salam tempel yang aku peroleh bisa mencapai angka 1,5 juta sekian sekian
lah. Ya maklum lah, Aku lahir di keluarga besar yang aman tentram dan damai.
Eyangku mempunyai 11 anak dan belum
tehitung lagi Cucu beserta cicitnya. Dulu sewaktu Eyang masih ada. Kami sering
berkumpul dirumah ku yang berada di Jl.Kalibener Purwokerto Timur. Rumah yang
lumayan luas dan bisa mencakup 100 lebih manusia didalamnya*umpel-umpelan . Sewaktu kecil Aku cukup akrab dengan Eyang
Kung. Kalo ada PR tentang sejarah,pasti aku menanyakannya pada Beliau. Beliau
sangat pandai menjawab semua soal,walaupun umurnya yang sudah tua,tapi
ingatannya sangat kencang. Yeah beda sama si Dipo... Hahaha...
Mungkin karena Beliau adalah seorang Veteran dan termasuk
pejuang yang tangguh dan disegani pada masanya. Kata Bapa,Eyang Kung dulu
adalah buronan para penjajah belanda,bahkan sempat disayembarakan,bahwa barang
siapa yang menemukan *MARTO JENGGOT* akan diberikan upah dll. Dulu juga sewaktu
Eyang masih ada, kami semua selalu merayakan hari lebaran bersama-sama.
Menyalakan Kembang api,Petasan,Takbiran bersama,Makan-makan,serta Berfoto ria.
Ya.... itu dulu sewaktu aku TK. Setelah keduanya tiada,kami sudah jarang sekali
berkumpul. Berkumpul hanya pada moment pertemuan IKAS(Ikatan Keluarga
Soerodihardjo) . Beruntunglah aku mempunyai keluarga besar yang masih
mengindahkan silahturahmi. Soerodihardjo adalah nama dari Eyang buyutku yang
mempunyai 5 orang anak dan yang salah satunya adalah Eyang Ti ku. Susah memang
menurutku mengumpulkan banyak keluarga. Bayangkan saja,dari Eyang ti ku sendiri
mempunyai 11 orang anak,belum lagi dari ke 4 saudara Eyang ti ku. Ya... kamilah
soerodihardjo.
Moment lebaran kali ini sangat sepi,sungguh.... Hanya dengan
keluarga kecil kami. Dan berkumpul bersama keluarga besar Mamah yang menurutku
tidak terlalu kompak,beda dengan keluarga dari Bapa. Dan pada saat tulisan ini
diposting pun, Aku sangat merindukan moment lebaran pada kala itu. Dimana
semuanya berkumpul dan aku masih bisa merasakan renyahnya tawa dari Eyang
kung,yang sekarang menurun pada tawa Adik kecilku. Really missing my childhood.
Komentar
Posting Komentar