Airport Diary 1

Langkah kaki itu terus terdengar dikesunyian malam, Suara sepatu wanita itu semakin terasa lantang memecah keheningan malam, Ditendangnya sebotol minuman kaleng bersoda,malam itu ia rasakan adalah malam yang sungguh melelahkan dan penat sama seperti biasanya. Menunggu Pesawat On time mungkin kala itu akan menjadi sebuah kebiasaan baginya. Ia selalu melihat keatas,melihat betapa langit begitu indah tak seindah kesehariannya yang dipenuhi dengan hiruk pikuk kehidupan bandara. Pulang larut malam mungkin adalah sebuah hal yang biasa ia rasakan. Menyebrangi rel kereta ditengah malam,mungkin ia akan berhenti sejenak ditengahnya. Tidak,itu bukan pikirnya. Lalu dilanjutkanlah langkah kaki kecilnya, betapa sepi malam ini,hanya terdengar suara jangkrik yang menghias malam dan beberapa bakul makanan yang ada. Terkadang ia merasakan semuanya tak adil. Mengapa ia bisa terpojok dalam hal yang ia pun tak tahu harus melakukan apa.
 Suara gerobak itupun datang,gerobak sampah dengan anak kecil dibelakangnya,anak kecil itu nampak senang memunguti sampah dan memberikannya pada seseorang yang ia sebut Ayah. Anak itu terlihat riang,sambil bernyanyi dan melanjutkan perjalanan mereka dengan gerobak sampah. Wanita itu pun terhenti sejenak,menyaksikan seebuah pukulan keras tepat didepan matanya. Mengapa mereka bisa terlihat bahagia dengan semua beban yang sangat nampak dipenglihatannya? Sementara Sang wanita terus meratapi kesedihannya dengan pekerjaannya yang terlihat mewah? Air mata itupun kembali menetes,air mata sebuah ketidakadilan terhadap kejamnya dunia. Ia pun melanjutkan perjalanan pulangnnya,
Setibanya di kamar kos yang lumayan besar itu,ia segera berganti pakaian dan menunaikan sholat yang tidak sempat ia tunaikan di tempat ia kerja. Dan air mata ketidakadilan itupun menetes kembali, Ya Allah,apa arti semua ujian ini? Mengapa semua tak seindah yang kubayangkan dulu? Apakah aku telah salah memilih pilihan hidup? Ya Rabb... hanya satu pintaku,aku hanya ingin membahagiakan kedua orang tua ku,namun apakah dengan bekerja seperti ini aku bisa membahagaian mereka yang semakin tua? Jawablah semua pertanyaan hamba ini ya Allah Katanya.
Wanita yang semakin kurus itupun merebahkan dirinya di atas kasur. Ia harus cepat cepat menutup kelopak matanya karena waktu untuk tidur adalah hal yang sangat mahal untuknya.
Ya Tuhan... Bangunkan aku jam 3,Aamiin pintanya. Ya itulah mintanya setiap malam. Dan ia harus terbangun untuk 4 jam kemudian.

Komentar

  1. Itulah kehidupan terkadang orang lain hanya melihat seragam rapi,tapi dia tidak bisa melihat bagai mana susahnya meraih kesuksesan itu..
    Belajar dari pengalaman pribadi diri sendri hampir sama dgn apa yg saya alami kisahnya yg beda profesi tempt kerja.
    Kerja itu menurut saya bukan masalah seberapa besar gaji yg diterima tapi kerja itu yg dicari kenyamanannya...
    Percuma kalau kita gaji gede tapi harus dgn banyk tuntutan dan bikin kita gak nyaman..
    Mending gaji yg pas_pasan tapi kita menjalaninya dengn nyaman pasti berkah..
    Terimaksih




    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari pertama puasa

Hi Desember , Selamat datang 25!

BOLANG (Bocah dabLONGan) YOGYAKARTA